KTT Bumi atau Konferensi Tingkat Tinggi Bumi memiliki banyak sebutan. Nama resmi konferensi ini adalah Konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Lingkungan dan Pembangunan atau dalam bahasa Inggrisnya United Nations Conference on Environment and Development (UNCED). Pertemuan ini sering disebut juga KTT Rio.
KTT bumi diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa pada 3-14 Juni 1992 di Rio de Jeneiro, Brasil. Pertemuan ini digagas untuk menyatukan pandangan tentang pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan. Konferensi diikuti oleh 172 negara dan dihadiri oleh 108 kepala negara/pemerintah.1
Sejarah KTT Bumi
Pasca perang dunia II, dunia kembali memasuki masa damai yang panjang. Hampir semua negara fokus menata pembangunan. Ada yang terlupakan dengan pesatnya pembangunan, yakni masalah lingkungan hidup yang dari waktu ke waktu kualitasnya makin memburuk. Saat itu terbit sebuah buku berjudul Musim semi yang sepi (Silent Spring) karya Rachel Carson. Buku ini begitu menyentak dan membuka mata dunia terhadap isu-isu lingkungan.
Merespon kepedulian lingkungan yang semakin luas Perserikatan Bangsa Bangsa mengagas konferensi pertama lingkungan global yang di adakan pada tanggal 5 Juni 1972 di Stockholm, Swedia. Konferensi dihadiri oleh 113 delegasi dari berbagai negara dan hanya dua kepala negara yakni Olaf Palme dari Swedia dan Indira Gandhi dari India. Meskipun begitu pertemuan ini menjadi tonggak lingkungan hidup. Dalam pertemuan keluar resolusi pembentukan Badan Lingkungan hidup PBB (UNEP). Selain itu, setiap tanggal 5 Juni diperingati sebagai hari lingkungan hidup sedunia. 2
Sejak konferensi Stockholm polarisasi antara kubu pro pembangunan (developmentalist) pro lingkungan hidup (Environmentalist) semakin menajam. Kemudian muncul berabagai pertemuan dan laporan penting mengenai pembangunan berkelanjutan, upaya mencari titik temu antara pembangunan dan pelestarian lingkungan hidup. Salah satu yang paling penting adalah laporan Brundtland (1987) yang merumuskan prinsip pembangunan berkelanjutan.3
Kemudian pada tahun 1992 Perserikatan Bangsa Bangsa menggagas Konferensi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Jeneiro, Brasil. Pertemuan ini dihadiri oleh 108 kepala negara dan disebut-sebut sebagai pertemuan dengan partisipan kepala negara terbesar hingga saat itu. Sehingga nama pertemuan ini dikenal sebagai KTT Bumi.
Pasca KTT bumi banyak digelar pertemuan global penting berkenaan dengan lingkungan hidup seperti Earth Summit+5 tahun 1997 di New York, Amerika Serikat, yang menghasilkan Tujuan Pembangunan Milenium (Milenium Development Goals), KTT Pembangunan Berkelanjutan (World Summit on Sustainable Development) tahun 2002 di Johanesburg, Afrika Selatan, dan yang terakhir Rio+20 pada tahun 2012 di Rio de Jeneiro, Brasil.
Hasil-hasil KTT BUMI
KTT Bumi menghasilkan dokumen-dokumen yang mengikat dan tidak mengikat.4. Dokumen mengikat adalah kesepakatan yang mewajibkan para pihak penandatangannya untuk mematuhi dan melaksanakan kesepakatan tersebut. Sedangkan dokumen tidak mengikat lebih kepada norma-norma yang diharus dilakukan tanpa adanya paksaan untuk melaksanakan.
Dokumen-dokumen yang tidak mengikat antara lain:
- Agenda 21, sebuah program komprehensif pembangunan berkelanjutan.
- Deklarasi Rio, berisi hak dan kewajiban negara berkenaan dengan lingkungan dan pembangunan.
- Prinsip-prinsip hutan, berisi prinsip-prinsip untuk mengelola hutan secara lestari.
Dokumen-dokumen yang mengikat antara lain:
- Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD)
- Konvensi Kerangka PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC)
Referensi
- Earth Summit. United Nations (UN).
- Stephanie Meakin. 1992. The Rio Earth Summit: Summary of the United Nations Conference on Environment and Development. Science and Technology Division, Goverment of Canada.
- Kehutanan dalam forum global. Departemen Kehutanan RI.
- Earth Summit Background. United Nations (UN).