Deforestasi adalah proses penghilangan hutan alam dengan cara penebangan untuk diambil kayunya atau mengubah peruntukan lahan hutan menjadi non-hutan. Bisa juga disebabkan oleh kebakaran hutan baik yang disengaja atau terjadi secara alami. Deforestasi mengancam kehidupan umat manusia dan spesies mahluk hidup lainnya. Sumbangan terbesar dari perubahan iklim yang terjadi saat ini diakibatkan oleh deforestasi.
Situasi deforestasi dunia
Saat ini sekitar 30% daratan di permukaan bumi masih ditutupi oleh hutan. Namun penyusutan luas hutan terjadi pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Setiap tahun diperkirakan 12-15 juta hektar hutan lenyap dari muka bumi. Keadaan ini setara dengan kehilangan hutan seluas 36 kali lapangan sepak bola setiap menit! Bila hal ini terus dibiarkan dalam tempo kurang dari 100 tahun hutan akan lenyap dari bumi ini.1 2 3
Deforestasi terjadi baik di hutan temperate maupun di hutan hujan tropis. Hanya saja saat ini dunia sangat mengkhawatirkan laju deforestasi yang terjadi di hutan hujan tropis. Hal ini tidak terlepas dari penyustan hutan hujan tropis yang sangat besar. Padahal hutan tersebut berfungsi sebagai penyangga kehidupan di bumi yang kaya dengan keanekaragaman hayati dan menjadi penyimpan cadangan biomossa karbon paling besar.
Negara-negara yang memiliki hutan tropis tercatat mengalami deforestasi signifikan. Negara-negara tersebut diantaranya Brasil, Indonesia, dan Republik Demokratik Kongo. Indonesia merupakan negara dengan deforestasi paling paling parah di dunia. Bila ditarik satu abad kebelakang, Indonesia telah kehilangan 15,79 juta hektar hutan tropis. Luas ini hampir sepertiga dari luas negara Spanyol.4
Penyebab deforestasi
Deforestasi terjadi karena desakan konverasi lahan untuk permukiman, infrastruktur, dan pemanenan hasil kayu untuk industri. Selain itu juga terjadi konversi lahan untuk perkebunan, pertanian, peternakan dan pertambangan. Berdasarkan catatan organisasi lingkungan WWF, faktor terbesar yang menyebabkan deforestasi antara lain:5
- Konversi pertanian. Populasi manusia yang terus membengkak membutuhkan pasokan bahan pangan yang semakin besar. Untuk memenuhi itu, kebun-kebun baru untuk kedelai dan gula di Brasil dibuka secara massif. Permintaan terhadap biofuel juga telah mengakibatkan perluasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia secara massif.
- Illegal logging. Hampir 50% pemanenan kayu di hutan-hutan alam merupakan illegal logging. Pemerintah di berbagai negara telah mencoba mengawasi mulai dari pemanenan kayu di hutan hingga penjualannya. Namun hal ini belum bisa memberantas illegal logging dengan efektif. Hutan hujan tropis di Brasil, Kongo, Indonesia dan Rusia masih menjadi ajang pembalakan liar.
- Kebakaran hutan. Jutaan hektar hutan telah lenyap akibat kebakaran hutan setiap tahunnya. Deforestasi dari kebakaran hutan lebih banyak dibanding deforestasi akibat konversi pertanian dan illegal logging disatukan. Kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan juga lebih besar, karena berpotensi menghilangkan plasma nutfah dan ancaman langsung bagi manusia, seperti gangguan kesehatan, kehilangan materi, dan jiwa.
- Penggunaan kayu bakar. Penggunaan kayu untuk bahan bakar di seluruh dunia masih signifikan sebagai salah satu pendorong deforestasi. Setengah dari praktek illegal logging didorong oleh konsumsi kayu bakar.
Desakan kebutuhan konversi lahan hutan diperparah dengan lemahnya pengawasan dan metode yang digunakan dalam mengelola hutan. Sebut saja misalnya pembersihan lahan untuk pertanian dan perkebunan. Masih banyak yang menggunakan cara-cara dengan membakar hutan.
Metode ini banyak digunakan selain karena biayanya yang murah, abu hasil pembakaran akan memperkaya tanah dengan sejumlah mineral yang dibutuhkan tanaman. Pembakaran juga efektif untuk menghilangkan gangguan gulma seperti benih-benih rumput. Namun pada prakteknya metode pembersihan lahan dengan pembakaran sering menyebabkan kebakaran hutan yang tidak terkendali. Akibatnya, ratusan ribu bahkan jutaan hektar hutan yang bukan menjadi sasaran ikut terbakar habis.
Akibat langsung deforestasi
- Hilangnya keankearagaman hayati. Hutan merupakan gudang keanekaragaman hayati. Lebih dari 80% keanekaragaman hayati dunia dapat ditemukan di hutan hujan tropis. Kehiliangan hutan berarti kehilangan spesies atau dengan kata lain kehilangan kehidupan itu sendiri.
- Terganggunya siklus air. Dengan hilangnya hutan tidak ada lagi penguapan air tanah oleh pohon. Hal ini bisa membuat iklim lokal menjadi lebih kering.
- Bahaya erosi. Tanah yang tidak tertutup vegetasi hutan lebih mudah mengalami erosi. Erosi menyebabkan hilangnya kesuburan tanah, banjir, hingga tanah longsor.
- Hilangnya mata pencaharian. Jutaan orang menggantungkan mata pencahariannya pada hutan, terutama bagi penduduk sekitar hutan. Kegiatan pertanian skala kecil, berburu, meramu, mengumpulkan hasil hutan ikutan sangat diandalkan masyarakat sekitar hutan. Dengan rusaknya hutan mata pencaharian mereka akan terganggu.
Deforestasi dan perubahan iklim
Gas rumah kaca bertanggung jawab terhadap terjadinya pemanasan global. Dari sekian jenis gas rumah kaca, karbon dioksida (CO2) merupakan gas rumah kaca yang paling banyak dihasilkan.6 Untuk kasus deforestasi, emisi CO2 yang dikeluarkan menyumbangkan 6-17 persen terhadap emisi global. Angka ini menunjukkan deforestasi penyumbang CO2 terbesar kedua setelah pembakaran bahan bakar fosil.7
Hutan merupakan penyimpan cadangan karbon yang besar. Lebih dari 300 milyar ton karbon tersimpan di hutan dan pohon-pohon yang ada di bumi. Jumlah tersebut 40 kali lebih besar dari karbon yang dihasilkan akibat pembakaran bahan bakar fosil.8 Angka tersebut dengan jelas menerangkan pentingnya peran hutan dalam menjaga perubahan iklim.
Jumlah karbon yang terlepas ke atmosfir dalam deforestasi tidak hanya disebabkan oleh lepasnya karbon dari biomassa tumbuhan yang mati. Tetapi juga mengurangi kemampuan bumi untuk menyerap kembali karbon dari atmosfir melalui proses fotosintesis. Selain itu pada tipe-tipe hutan tertentu, seperti hutan gambut, apabila vegetasi pohon di atasnya hilang maka tanah gambut akan melepaskan karbon yang tersimpan di dalam tanah.
Referensi
- Deforestasi overview. National Geographic.
- Deforestasi. World Wildlife Fund.
- Tropical deforestation. Tropical Rain Forest Information Center.
- Indonesia now country with world`s highest deforestation rate. Zeenews.
- Deforestation: threat overview. World Wildlife Fund.
- Overview of greenhouse gases. EPA.
- Van Der Werf, et al. CO2 emissions from forest loss. Nature geoscience, Vol 2, November 2009. Macmillan Publishers Limited.
- Protecting forests. Greenpeace International.
Mengingat UUD1945 telah membumi dan masyarakat indonesia sudah pada cerdas. Banyak pakar telah dilahirkan maka sudah saatnya untuk duduk bersama tanpa pamrih sebagaimana pendiri republik ini.
Perlu pemetaan lahan sesuai peruntukannya, misalnya lahan pertanian abadi, pemukiman dengan intervensi pemerintah tanpa ada jual beli tanah oleh pribadi dan atau kelompok(swasta), kecuali oleh negara kepada rakyat sesuai kebutuhan. Butuh tanah minta sama negara.
Saya pemerhati lingkungan hidup. Senang membaca jurnal ini, karena Alkitab dgn jelas memberi informasi bhw tanggungjawab yg diberikan Allah kepada manusia ialah menjaga dan mengusahakan ciptaan-Nya secara bertanggungjawab.
Bisa ada info ttg hutan di Papua kah? Kondisi akhir-akhir ini gimana?
Saya senag membaa Jurnal ini, mohon bisa mengirim jurnal deporestasi hutan di Provinsi Papua dalam jurnal ini agar setiap orang dapat membacanya. terima kasih.