
Daun dewa merupakan tanaman herba menahun yang memiliki khasiat luas. Tanaman ini telah lama dijadikan sumber pengobatan herbal di Cina dan daerah Asia Tenggara lainnya.
Di Indonesia sendiri daun dewa seringkali dikelirukan dengan sambung nyawa (Gynura procumbens). Mungkin karena kedua tanaman ini berasal dari marga yang sama, yakni Gynura. Padahal dua tanaman ini merupakan spesies yang berbeda dan khasiatnya juga tentu berbeda.
Seacara fisik, perbedaan perbedaan paling mencolok antara daun dewa dengan sambung nyawa ada pada bagian akar. Daun dewa memiliki umbi sedangkan sambung nyawa tidak.1 Begitu pula dengan khasiatnya, masing-masing memiliki kekuatannya sendiri-sendiri.
Deskripsi tanaman
Pusat Botani Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengklasifikasikan daun dewa sebagai Gynura segetum (Lour.) Merr. Tanaman ini memiliki sinonim nama lain, yakni Gynura divaricata (L.) DC. dan Gynura pseudochina (L.) DC. Berikut ini klasifikasi lengkapnya:2
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Gynura
Jenis : Gynura segetum (Lour.) Merr.
Daun dewa termasuk kelompok tanaman terna (berbatang lunak tidak berkayu), namun hidupnya menahun. Tingginya sekitar 20-50 cm. Daunnya lonjong pada bagian pangkal sempit dan membesar di bagian ujung, pinggirannya bergelombang. Permukaan daun kasar dan berbulu. Bunganya berwarna kuning hingga kemerahan. Akarnya membentuk umbi berukuran 2-6 cm.
Kandungan zat aktif
Daun dewa mengandung zat aktif yang bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit. Zat aktif utama yang terkandung antara lain:3 4
- Flavonoid, merupakan senyawa fenol yang bersifat antibakteri dan anti fungi. Senyawa ini mempunyai kemampuan menambah permeabilitas sel dan dapat mengakogulasi protein.
- Saponin, merupakan zat yang berfungsi sebagai pembersih. Zat ini sering digunakan sebagai bahan detergen, apabila dikocok dalam air saponin akan mengeluarkan busa. Bila masuk ke dalam peredaran darah, zat ini bersifat dapat menyebabkan keracunan (ketoksikan). Saponin juga bersifat diuretik, bisa memperlancar pembentukan air seni.
- Minyak atsiri, minyak ini dapat memperlancar sirkulasi darah, juga berkhasiat meredam peradangan dan menghilangkan rasa nyeri.
Efek farmakologis
- Antibakteri, suatu kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Tanaman ini merupakan sumber senyawa bioaktif yang baik.5
- Anti-angiogenic, suatu kemampuan untuk menghambat pembuluh darah yang menyediakan oksigen dan nutrisi lainnya ke sel-sel kanker. Tanaman ini memiliki potensi besar untuk bisa mengobati kanker.6
- Anti inflamasi, suatu kemampuan untuk menyembuhkan peradangan yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman. Sebuah penelitian menunjukkan, daun dewa bisa memperpendek waktu penyembuhan luka bersih.7
- Diuretik, suatu kemampuan untuk menambah laju pembentukan urin. Tanaman ini bisa digunakan untuk memperlancar pembuangan air seni, berguna untuk orang yang mengalami gangguan fungsi ginjal.
Manfaat daun dewa
- Mengobati jerawat
- Kesehatan jantung
- Pengobatan kanker
- Pengobatan stroke
- Reumatik
- Diabetes
Resep dan penggunaan
- Mengobati bengkak atau memar pada permukaan kulit
Ambil daun dewa, daun handeuleum, dan daun jawer kotok dalam jumlah yang sama secukupnya. Bersihkan dari kotoran, kemudian lumatkan dengan tangan, tidak perlu menggunakan alat, hingga daun tersebut hancur dan mengeluarkan air. Setelah itu tempelkan pada permukaan yang memar.8
Catatan efek samping
Efek samping daun dewa ternyata tidak bisa diabaikan begitu saja. Di Beijing, Cina, ditemukan kasus gangguan fungsi hati pada perempuan berumur 62 tahun yang secara rutin mengkonsumsi akar daun dewa. Hal tersebut diduga disebabkan oleh zat alkaloid pyrrolizidine yang terdapat dalam tanaman ini.9
Gangguan fungsi hati yang dimaksud adalah Hepatic Veno-Occlusive Disease (HVOD), suatu kondisi dimana pembuluh darah kecil yang ada di hati terhambat. Sehingga hati tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Kejadian ini biasanya dialami oleh orang yang melakukan kemoterapi atau transplatasi sumsum tulang belakang.10
Referensi
- Winarto, W.P. 2013. Sambung Nyawa, Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Penebar Swadaya, Depok.
- Bidang Botani LIPI. 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat, Kebun Tanaman Obat Citeureup. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia.
- Erwid Fatchur Rahman. Efektivitas Ekstrak Daun Dewa (Gynura Sergentum) Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Pada Dasar Plat Gigi. Fakultas Kedokteran Gigi UNISSULA.
- Aninda Titis Fitria. 2008. Efe Ekstrak Etanol Daun Dewa (Gynura Sergentum) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Mencit Putih Jantan Balb-C Hiperurisemia. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
- Lay-Jing Seow, et al. 2012. Antimicrobial activity of Gynura segetum‘s leaf extracts and its active fractions. International Journal of Genuine Traditional Medicine.
- Lai-Jing Seow, et al. Anti-angiogenic activity of Gynura segetum leaf extracts and its fractions. 2011. Jurnal Ethnopharmacol.
- Setyoadi dan Dina Dewi Sartika. 2010. Efek Lumatan Daun Dewa (Gynura Sergentum) Dalam Memperpendek Waktu Penyembuhan Luka Bersih pada Tikus Putih. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.3, Nopember 2010.
- Guidelines for The Use of Herbal Medicines in Family Health Care. 6th Edition 2010. Ministry of Health, Republic of Indonesia.
- Ning Dai, et al. 2007. Gynura root induces hepatic veno-occlusive disease: A case report and review of the literature. World Journal of Gastroenterology, 2007 March 14.
- James L Harper, MD. Veno-occlusive Hepatic Disease.